Posts

Showing posts from April, 2010
Image
HUMANIORA YANG KIAN TERSISIH Dalam pendidikan modern, humaniora semakin terdesak. Proses ini sudah lama berlangsung dan tampak di segala tahap pendidikan. Di sini kita membatasi diri pada pendidikan tinggi saja. Dalam universitas-universitas pertama di Eropa (sejak abad ke-13), humaniora memainkan peranan sentral. Saat itu humaniora dimengerti sebagai artes liberales atau the liberal arts yang diajarkan dalam Fakultas Artium (the Faculty of Arts). Intinya adalah filsafat, terutama di Universitas Paris. Semua mahasiswa harus menjalani pendidikan di Fakultas Artium dulu, sebelum diterima di fakultas lain (waktu itu masih sebatas fakultas teologi, hukum, dan kedokteran). Semakin sempit Dengan perkembangan ilmu dan teknologi pada zaman modern, jumlah fakultas di perguruan tinggi bertambah besar dan sekaligus peranan humaniora berkurang terus. Kini, dengan humaniora dimengerti ilmu sejarah, filsafat, ilmu bahasa serta sastra, dan ilmu-ilmu budaya lain, ruang gerak untuk mereka menjadi semak
Crucifixion was designed (by the Romans) to inflict optimal physical pain. The procedure was dragged out over a good number of hours and the amount of pain inflicted at any given moment was carefully calculated so as not to cause unconsciousness and thus ease the pain of the one being crucified. Indeed they sometimes even gave wine mixed with morphine to the person being crucified, not to ease his suffering, but........to keep him from passing out from pain so as to have to endure it longer. That pain stretched His heart to a great depth. BUT ...... that new space did not fill in with bitterness and anger.It filled in instead with a depth of empathy and forgiveness. (Ronald Rolheiser / 2010) HAPPY EASTER, BROTHER ! ignaci (www.simplicityforyourlife.blogspot.com)

THE LANGUAGE OF ADS IN CREATING ECONOMIC MINDSET AND CULTURAL-BASED ORIENTATION

THE LANGUAGE OF ADS IN CREATING ECONOMIC MINDSET AND CULTURAL-BASED ORIENTATION : A CHALLENGE FOR URBAN DEVELOPMENT ? Ign. Heri Satrya Wangsa ABSTRACT Problems related to urban development can not be separated from the growing number of new economic rational-based mindset man produced by persuasive messages which are packaged by the language of ads delivered in various form and emphasized on commercial targets. The real form and easily-interpretated of such persuasive messages is when the culture of irrational consumption created. The fast growing of shopping centres in many big cities reflect the problem of consumption symbol which relies on the power of capital, and the problem of identity crisis. Essentially, the meaning of urban development is the systemic destruction as the economic eagerness or ambition can not be integrated with the heritage of identity as potential resources. However, there should be a compromise which can be ideal approach to find a challenge while discussing

ANALOGI PAVLOV DAN XIXO DALAM PENDIDIKAN

Analogi Pavlov dan Xixo dalam Pendidikan Ign Heri Satrya Wangsa ignherisw@gmail.com / ignheri@yahoo.com / www.simplicityforyourlife.blogspot.com Seorang psikolog Rusia, Ivan P. Pavlov, berhasil memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1904 melalui penelitian terkenalnya mengenai fisiologi pencernaan. Demikian penelitian tersebut dinamakan eksperimen Pavlov. Eksperimen dilakukan sebagai berikut: setiap kali Pavlov memberi makan anjing, maka anjing itu mengeluarkan air liur ketika melihat makanan disuguhkan. Pada saat Pavlov menyuguhkan makanan, bersama itu pula dia membunyikan bel. Eksperimen itu terus dilakukan berulang kali, yaitu ketika Pavlov menyuguhkan makanan, pada saat itu pula bel dibunyikan. Hasil eksperimen itu adalah ketika anjing mendengar bunyi bel yang sama, air liur akan keluar walaupun dihadapannya tidak tersaji makanan. Dalam eksperimen ini Pavlov berhasil mengkondisikan bunyi bel sebagai perangsang untuk mengeluarkan air liur anjing. Kesimpulan dari penelitian yang dilaku

MASYARAKAT BARU

MASYARAKAT BARU Ign. Heri S. Wangsa Dunia alternatif Craig Watkins (2009) melalui bukunya The Young and The Digital menjelaskan bagaimana orang-orang muda di era budaya digital (digital culture) membentuk masyarakat baru (new society) dalam dunia online (online world). Watkins memperkenalkan beberapa terminologi dalam konsepsi masyarakat baru (new society) seperti second lives dan new world. Telah terbentuk dunia alternatif, komunitas baru, komunitas impian melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh orang-orang muda (young people). Mereka sangat cepat menyerap dan mengadopsi hal-hal baru yang didasari rasa keingintahuan (curiosity) yang sangat kuat. Kemana arah dunia alternatif yang dirintis oleh orang-orang muda ini? Sangat menarik untuk mengikuti fenomena ini. Nampak terdapat korelasi antara orang-orang muda dan perkembangan teknologi informasi. Orang-orang muda menjadi pasar bagi berbagai macam produk dari perkembangan teknologi informasi. Mereka adalah konsumen yang sangat loy

LOGIKA INTERNET

LOGIKA INTERNET Ign. Heri Satrya Wangsa*) ignherisw@gmail.com / ignheri@yahoo.com Histeria popularitas internet setidaknya menarik perhatian dalam bentuk logika yang dihasilkan, sekaligus isi (content) dari logika yang demikian mudah diadopsi. Dan, logika itu telah menjadi bagian dari keseharian (baca: hidup). Obyek yang disakralkan Ketika popularitas internet secara revolusioner telah merubah gaya dan pandangan hidup, muncul obyek-obyek seperti waktu (time), konektivitas (connected-ness), kreatifitas (creativity) dan informasi (information) yand ditempatkan secara sakral. Dunia baru itu telah terbentuk. Ketika kemudahan dan kecepatan merupakan generalisasi efektivitas waktu, terbentuklah masyarakat yang berorientasi waktu (time-oriented society). Mereka mengadopsi nilai-nilai efektivitas waktu. Ukurannya adalah kepraktisan secara ekonomis. Waktu adalah sumber daya (resources). Pada saat yang sama terjadinya pergeseran budaya individualistis ke arah kolektifitas merupakan wajah baru eg

What is the relation between COLOURFUL and HAPPINESS ??

Image